Snow Falling

Jumat, 08 Januari 2010

Sesuatu Diciptakan Bukan Kebetulan Belaka

Kamis, 13 Agustus 2009 | 00:20 WITA

CUKUPKAH hanya dengan pikiran saja untuk memahami Islam? Ternyata tak cukup. Untuk memahami Islam, wajib berakal. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana yang berakal itu? Berakal adalah gabungan antara pikiran dan perasaan manusia.


SELURUH alam semesta ini bertasbih kepada Allah SWT. Planet lain selain bumi juga bertasbih kepada Allah SWT. Caranya bagaimana? Kadangkala kita tidak bisa memahaminya. Tapi kalau kita benar-benar mempelajari cara kerja suatu benda, maka tidak ada yang serba kebetulan.

"Bumi ini bulat. Tapi apakah bulatnya bumi suatu kebetulan? Tidak. Karena ini telah didesain sedemikian rupa. Bumi yang bulat dengan kemiringan 23,5 derajat serta berputar-putar dengan kecepatan 1.669 km per jam sekaligus melesat mengitari matahari dengan kecepatan sekitar 107 ribu km per jam, apakah hanya kebetulan? Tidak kebetulan sama sekali," papar Ir H Agus Mustofa, penulis 23 Serial Buku Best Seller dalam Diskusi Tasawuf Modern di Dinas Pendidikan Samarinda, Rabu (12/8).

Putaran Bumi mengelilingi matahari dengan kecepatan 107.000 km per jam menghasilkan gaya sentrifugal yang melawan gaya tarik matahari secara seimbang. Putaran bumi terhadap dirinya sendiri dengan kemiringan 23,5 derajat dengan kecepatan 1.669 km/ jam mengakibatkan seluruh permukaan bumi secara bergantian menghadap matahari dan juga menghasilkan empat musim di bagian utara dan selatan, serta dua musim di daerah equator. Semuanya telah diatur dan bukan tanpa perhitungan yang akurat.

Lebih jauh, Agus mengungkapkan, ada lima kalimat dzikir yakni Istigfar, Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil. "Dzikir artinya mengingat Allah dalam seluruh realita kehidupan kita. Inti dari berdzikir adalah menyambungkan hati kita dalam kesadaran kita dengan kehadiran Allah. Dzikir dihubungkan dengan qolbu," ujar Agus.

Kalimat dzikir pertama adalah Istigfar. Istigfar adalah kalimat memohon ampun dan membersihkan diri atau jiwa kita. "Ketika kita ingin memulai dzikir, maka mulailah dengan kalimat istigfar. Kenapa? karena dalam diri kita ada sifat 'kotor'. Dalam diri kita ada jiwa yang baik dan tidak baik dan itu akan diproses agar menjadi lebih baik lagi. Allah memang mengilhami kita untuk berbuat tak baik dan baik. Jadi kalaupun ada dorongan tak baik dalam diri kita maka itu alamiah, hanya saja apakah dorongan itu kita ikuti atau tidak?," paparnya.

Penjelasan Agus berlanjut kepada penjelasan dari kalimat Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil kepada puluhan peserta. Diskusi Tasawuf Modern yang digelar Dinas Pendidikan Kota Samarinda ini dihadiri puluhan kepala sekolah se-Samarinda.

Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Abdul Rachim mengungkapkan, kehadiran Agus Mustofa, penulis buku yang telah menelurkan 23 buku best seller ini diharapkan bisa memberi pencerahan kepada kepala sekolah di Samarinda. "Diharapkan bisa menumbuhkan kecerdasan spiritual," paparnya.

Rachim pun tak begitu khawatir mengenai pemaparan pemateri mengenai tasawuf yang selama ini dikenal sebagai ilmu yang membutuhkan pemahaman cukup tinggi. "Kepala sekolah atau guru yang kemari itu kan pintar-pintar. Jadi tinggal 'dibuka' sedikit saja," ujarnya, sambil tersenyum.

http://www.tribunkaltim.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar